Berita Blockchain · 7 min read

Lacak Produk Plastik dari Hulu Hingga ke Hilir Pakai Blockchain

Proses rantai pasokan yang baik memang merupakan hal yang perlu benar-benar dipertimbangkan oleh perusahaan manufaktur dari tahap sumber material diperoleh hingga menjadi barang jadi dan didistribusikan ke konsumen akhir.

Di mana, banyak sekali simpul-simpul proses kerja yang harus saling dihubungkan satu dengan yang lain.

Namun, berkat adanya bantuan teknologi masa depan seperti Blockchain, kini perusahaan bisa melacak produk mereka dari hulu hingga ke ke hilir dengan lebih mudah.

Hal inilah dikembangkan oleh perusahaan bahan-bahan kimia asal Jerman, Domo dan Covestro, yang bekerja sama dengan startup Belanda, Circularise.

Di mana, plastik akan lebih mudah untuk dilacak dan mampu digunakan selama mungkin dengan didaur ulang kembali.

Perusahaan Domo dan Covestro pertama kali berkolaborasi pada Oktober 2019 dan memperkenalkan bagaimana cara kerja platform blockchain mereka untuk melacak plastik di CES 2020, acara berskala internasional yang digelar pada 7 – 10 Januari 2020 lalu.

Platform blockchain tersebut memungkinkan pelacakan untuk seluruh rantai pasokan dari sumber produk plastik itu diperoleh, diproduksi, hingga pihak yang membuat memproduksi plastik tersebut dan kemudian dibeli, diolah, dan dijual kembali oleh perusahaan yang menggunakan nama atau brand sendiri.

Langkah pertama, sertifikat dan audit resin plastik akan dicatat oleh blockchain. Kemudian, proses dilanjutkan di mana produk tersebut dicetak untuk mengetahui bahan-bahan apa saja yang ditambahkan dan dokumentasi mengenai Bill of Material (BOM), yang menunjukkan bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan untuk merakit atau memproduksi produk akhir.

Langkah terakhir, pemilik merek dapat membuktikan rincian asal dari plastik yang diproduksi yang digunakan pada produk akhir.

Di mana, dari setiap proses kerja dalam rantai pasok tersebut akan diidentifikasi melalui QR, RFID, NFC, pelacak kimia, dan DNA untuk melacak plastik tersebut.

Domo Chemical adalah pemasok poliamida, sedangkan Covestro adalah perusahaan yang memproduksi bahan polimer. Keduanya membentuk konsorsium dengan Circularise untuk meluncurkan proyek inisiatif yang disebut “Circularise Plastic”.

Di mana, Circularise memanfaatkan blockchain yang menciptakan transparansi guna komunikasi tanpa berbagi data dalam proses rantai pasokan.

Misalnya, ada pihak yang mencurigai apakah ada bahan yang mengandung mercuri, mereka tidak perlu mengecek seluruh proses rantai pasokan yang dilakukan, melainkan dengan bantuan blockchain mereka bisa dengan mudah menemukan  apakah ada bahan-bahan mengandung merkuri atau tidak melalui platform.  

Ini adalah salah satu aspek dari teknologi Smart Questioning yang menggunakan Zero Knowledge Proofs. Yang mana, startup Circularise telah mempresentasikan hal ini kepada BASF, perusahaan terbesar kedua produsen dan penjualan bahan kimia di dunia. Dan, Stanley Black & Decker sebagai bagian dari Circularity Challenge.

Startup ini menjadi satu-satunya perusahaan perangkat lunak dari 100 pesaing lainnya yang berhasil mencapai tahap akhir.

“Untuk OEM dan pemilik brand, platform Cicularise Plastic dapat membantu untuk mencapai target keberlanjutan dan memperkuat perusahaan pemilik brand, dengan adanya sumber darimana asal produk tersebut dan informasi yang transparan terhadap dampak lingkungannya,” Zimmermann, Head of Strategy, Suistainability, and Digital, Coverstro Polycarbonate.

Di awal 2020, BASF telah meluncurkan proyek uji coba blockchain untuk mendaur ulang plastik (reciChain). Sedangkan, Dell Technologies dan anak perusahaannya VMware telah mengembangkan sebuah solusi untuk melacak bahan kemasan material yang didaur ulang.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.