Berita Industri · 6 min read

Survei Celios: Investor Lebih Banyak Taruh Aset di Kripto Dibandingkan Emas

Survei Celios: Investor Indonesia Lebih Banyak Menaruh Aset pada Kripto Daripada Emas

Temuan survei platform investasi Pluang dan lembaga riset Center of Economic and Law Studies (CELIOS) menunjukkan, investor di Indonesia lebih banyak memposisikan asetnya pada kripto dibandingkan emas. Sebanyak 21,1% responden memiliki aset kripto dan 12,8% responden lainnya memilih investasi emas.

Survei ini dilakukan kepada 3.530 responden dari berbagai latar belakang. Mayoritas responden survei berasal dari pulau Jawa dan Bali sebesar 75,6%, disusul oleh Sumatera sebesar 14,7%.

Porsi penempatan investasi. Sumber: Final Laporan Celios x Pluang

Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa aset kripto mengalami pertumbuhan eksponensial selama tahun 2021. Ini dipengaruhi oleh jam perdagangan yang tak kenal batasan. Berbeda dengan investasi konvensional seperti saham maupun obligasi, pasar kripto dibuka 24 jam dan satu minggu penuh.

Selain itu, investasi di kripto membutuhkan modal yang relatif tidak besar. Ditambah lagi, literasi masyarakat terkait teknologi blockchain telah meningkat.

Temuan ini dianggap menarik. Pasalnya, aset kripto baru memasuki pasar Indonesia pada tahun 2009. Sementara itu, instrumen investasi lainnya seperti emas sudah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu.

Baca Juga: Bitcoin Vs Emas: Bitcoin Bukanlah Emas

Meskipun investasi aset kripto memiliki banyak kelebihan yang menarik minat para investor, survei menunjukkan bahwa sebanyak 75% responden tidak memiliki pemahaman yang baik mengenai aset kripto.

Kripto Mulai Diminati Karena Punya Daya Hedging (Lindung Nilai)

Menurut laporan Gemini: Global State of Crypto Report, sebagian besar pemilik aset kripto global memiliki tujuan investasi jangka panjang. Berbeda dengan investor di wilayah Asia Pasifik, Afrika, dan Timur Tengah yang memiliki tujuan investasi jangka pendek dan berorientasi pada capital gain.

Investor di negara-negara berkembang percaya bahwa kripto dapat membantu mengurangi kerugian akibat depresiasi nilai mata uang lokal.

Dilansir dari Kompas, menurut Certified Financial PlannerJoice Tauris Santi, inflasi tak berpengaruh pada harga Bitcoin. Itu sebabnya, banyak investor mulai beralih ke Bitcoin sebagai alat lindung nilai (hedging) terhadap inflasi.

Selain itu, kripto juga dianggap memudahkan pembayaran remitansi maupun transaksi bisnis yang melibatkan perusahaan-perusahaan investasi global.

Baca Juga: 2 Tokoh Ini Percaya Bitcoin Lebih Baik dari Emas!

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anggita Hutami

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.