Berita Altcoins · 5 min read

Hanya 3 dari 50 dApps yang Beroperasi di Ethereum

Percaya atau tidak, hanya ada tiga dari top 50 aplikasi yang terdesentralisasi (dApps) yang merupakan dApps Ethereum atau dikelola dalam Ethereum blockchain, menurut data dari DappRadar. Sisanya, pengembang tampak bergantung pada platform saingan seperti EOS dan TRON.

Dari 47 aplikasi paling aktif yang tersisa, 26 berbasis di EOS dan 21 di TRON. Menariknya, perjudian akun dapps untuk sebagain aktivitas di kedua jaringan. Diantara hal tersebut, alasan utama untuk menolak aktivitas dapp dalam Ethereum adalah hambatan skala yang dihadapi platform.

Masalah skala Ethereum

Ethereum, yang awalnya sebagai platform untuk aplikasi yang terdesentralisasi, telah berurusan dengan masalah penskalaan dalam beberapa waktu ini. Tahun lalu co-founder Ethereum, Vitalik Buterin mengakui bahwa sampai platform tersebut memiliki mekanisme skala yang aman, pengembang seharusnya tidak mengharapkan untuk mengelola  throughput tinggi di Ethereum.

Dikatakan bahwa komunitas pembangun Ethereum telah pekerja dalam solusi skala yang memungkinkan untuk beberapa saat tetapi tetapi tidak satupun dari proposal yang diajukan tampaknya siap produksi saat ini

Sementara itu, EOS dan TRON telah mengklaim bagian terbesar dari pasar dapp yang masih berusaha untuk mengambil hati diantara para audien.

Pada saat ini, EOS dan TRON bertanggung jawab untuk 94 persen dari semua nilai moneter ditransaksikan di semua dapps, meninggalkan Ethereum dengan potongan 6 persen sangat sedikit, menurut data dari unit peneliti blockchain, Diar.

Semuanya tentang kapasitas transasksi

DappRadar yang sekali digunakan secara eksklusif untuk melacak aktivitas aplikasi dalam jaringan Ethereum, baru-baru ini memperkenalkan alat monitoring untuk EOS dan TRON. Semenjak itu, aplikasi yang berjalan di kedua platform tersebut terus mendominasi diagram aktivitas DappRadar

Ada penjelasan mudah untuk teka-teki ini: tidak seperti Ethereum yang mendukung sampai dengan 15-20 transaksi per detik, EOS dipercaya mengatasi sampai dengan 4,000 transaksi per detik (klaim yang banyak diperdebatkan oleh para peneliti Ethereum) dan TRON – hingga 2.000.

Tentunya sebagian orang akan berdebat mengenai perbandingan kapasitas transaksi dari setiap platform.

Buterin baru-baru ini mengkritisi proyek blockchain yang membual tentang tingginya kapabilitas transaksi setiap detiknya dan meremehkan usaha tersebut. Walaupun co-founder Ethereum menahan diri untuk tidak menyebutkan setiap proyek, banyak yang menafsirkan kata-katanya sebagai sindiran untuk para kompetitor NEO, TRON, dan EOS.

“Tujuan dari algoritma konsensus bukan untuk membuat blockchain cepat,” tutur Buterin saat Blockchain Connect Conference. “Tujuan algoritma konsensus adalah untuk membuat blockchain tetap aman.”

“Ketika blockchain diakui ‘Kami dapat melakukan 3,500 transaksi per detik karena kami memiliki algoritma yang berbeda.’ apa yang kami maksud adalah “Kami adalah tumpukan sampah karena kami hanya memiliki tujuh node untuk mengelola keseluruhan.”

TRON dan EOS jauh dari platform dapp yang sempurna

Buterin bukan hanya satu-satunya yang memberikan kritikan melawan EOS dan TRON. Penelitian baru-baru ini mengatakan bahwa EOS memiliki lebih banyak persamaan dengan layanan komputasi cloud terpusat dari blockchain yang sesungguhnya. Bukan hanya itu, penelitian tersebut juga mengklaim EOS telah sangat melebih-lebihkan kapasitas throughputnya.

Namun, perlu diperhatikan penelitian tersebut dalam ditugaskan oleh ConsenSys, sebuah perusahaan yang berinvestasi di ekosistem Ethereum.

Para peretas telah sukses mengeksploitasi di perjudian dapp berbasis EOS dalam beberapa kesempatan. Tetapi mengingat banyaknya laporan kerentanan yang telah diterima EOS selama 12 bulan terakhir, hal ini tidak mengejutkan.

TRON mengalami kecaman karena klaim pemasaran transaksi per detiknya yang gratis. Dalam wawancara terbaru dengan BreakerMag, BitTorrent sebelumnya (usaha yang baru-baru ini diakuisisi oleh eksekutif TRON) Simon Morris meragukan kapasitas throughput platform yang diiklankan.

“Kapasitas transaksional yang kami cari membutuhkan ribuan transaksi dalam sedetik untuk memulai. Itu tidak ada di sana, “kata Morris. “Kau dengar semua omong kosong di luar sana, oh, ini hanya 10.000 transaksi per detik. Semuanya omong kosong. Kami akan mencairkan TRON. ”

Gambaran yang lebih besar

Disamping masalah teknikal, pasar dapp kebanyakan menjadi taman bermain bagi orang-orang percaya cryptocurrency yang penuh harapan yang sekarang terjebak untuk mempertaruhkan koin mereka.

Peneliti menemukan bahwa 70 persen dari seluruh traffic EOS dapp dari layanan perjudian: jumlahnya bahkan lebih tinggi untuk TRON, yang mendapatkan 95 persen dari ativitasnya dari perjudian dapp.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan yang berjuang dan orang-orang berjas terus menjual visi utopis mereka dari bagaimana blockchain memperbaiki segalanya. Sungguh hal yang memalukan.

Sumber

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.