Berita Altcoins · 5 min read

Ethereum Berencana Update Anti ASIC Dan Proof of Stake

Beberapa hari lalu, komunitas crypto menyatakan dukungan terhadap Ethereum berencana update anti ASIC atau mengganti algoritma Proof-of-Work (PoW). Dukungan ini disebabkan karena Bitmain mulai memonopoli pasar dengan mengeluarkan ASIC terbaru untuk Ethash. Untuk mempertahankan eksistensi pertambangan GPU dan tingkat keamanan yang lebih terjamin, pengembang berencana memperbaharui blockchain.
 
Ethereum Berencana Update Anti ASIC
 
Dengan adanya pertambangan ASIC, ekosistem Ethereum menjadi semakin terpusat dan rentan terhadap serangan. Begitu ASIC miner Ethash dirilis, order langsung meningkat tajam dan habis dalam waktu singkat. Perangkat ini menjanjikan pengembalian investasi berlipat ganda dibandingkan penambangan dengan GPU. Komunitas ethereum tentunya tidak akan membiarkan ini terjadi.
 

Ethereum Berencana Update Anti ASIC

 
Seiring waktu, ASIC membuat blockchain jadi lebih sering terserang dan investasi penambang GPU dirugikan. Satu hal yang bisa dilakukan pengembang, yaitu meninggalkan algoritma PoW menjadi PoS, atau update blockchain Anti-ASIC seperti yang dilakukan Monero.
 
Resistensi yang dilakukan Monero terhadap ASIC dianggap berhasil, dan update akan terus berlangsung setiap 6 bulan. Hal ini ditujukan untuk membatasi pertambangan ASIC miner, menjaga tingkat security yang mendukung penambangan GPU tradisional. Saat ini kebutuhan untuk menambang Ethereum setidaknya menyiapkan kartu grafis dengan spesifikasi minimal 3 GB VRAM. Spesifikasi ini akan meningkatkan DAG kira-kira 30,000 blok Ethereum.
 
 
Sepertinya Ethereum akan mengikuti jejak Monero, mengingat produksi dan persaingan bisnis ASIC kian membesar. Hal ini justru akan membuat jaringan terpusat dan lebih rentan. Pilihan lain, Ethereum berencana beralih ke algoritma Proof of Stake (PoS) untuk mengurangi peran penambangan ASIC. Peralihan ini masih dalam tahap perencanaan, dan kemungkinan akan sama seperti Cardano. Ethereum Proof Of Stake (POS) direncanakan menggunakan algoritma yang Casper.
 
Pengembang juga telah merilis code baru yang disebut Sharding, metode untuk meningkatkan jumlah transaksi yang dapat diproses oleh blockchain. Didesain untuk digunakan on-chain beberapa komputer jaringan membagi beban kerja transaksi. Kode ini memungkinkan transaksi lebih banyak terjadi dalam periode waktu yang sama.
 
Monopoli penambangan ASIC terus berkembang, jumlah koin yang tersedia berkurang tetapi jumlah penambang tetap sama. Salah satu kelemahan ASIC miner adalah komunitas anti ASIC, ketika mereka bersuara maka update resisten segara rilis. Ini sudah terjadi pada Monero dan SiaCoin, menyusul Electroneum akan update akhir Mei mendatang.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.