Berita Mining · 8 min read

Ethereum 2.0 Dapat Menormalisasi Pasar GPU, Ini Alasan Nvidia

Pembaruan Ethereum yang dikenal dengan Ethereum 2.0 diprediksi Nvidia akan kembali menormalisasi pasar Grapichs Processing Unit atau GPU.

Prediksi tersebut disampaikan oleh perusahaanNvidia, salah satu produsen dan penjual GPU yang nampaknya kewalahan.

Kewalahan ini terjadi akibat permintaan dari para penambang crypto beberapa bulan terakhir.

Peningkatan Pendapatan Nvidia dari Penambang Crypto

Pada Hari Rabu, 27 Mei 2021, Nvidia mempublikasi laporan keuangannya untuk kuartal pertama dan memperlihatkan peningkatan dalam pendapatan.

Dikabarkan pendapatannya mengalami apresiasi sekitar 84% secara tahunan dengan pendapatannya yang menyentuh $5,66 Miliar atau Rp81 Triliun.

Perusahaan menyatakan bahwa sekitar 48,76% pendapatan tersebut berasal dari permintaan GPU oleh para penambang crypto.

Baca juga: Nvidia Digugat Karena Menyamarkan $1Miliar di ‘Fickle’ Crypto Mining Sales sebagai Pendapatan Gaming

Kepala Bidang Keuangan atau CFO Nvidia menyatakan ia tidak mengetahui besar dampak penambang crypto terhadap pendapatannya. Ia menyatakan,

“Pendapatan dari sektor permainan (gaming) meningkat 106% dalam satu tahun yang didukung oleh penjualan GeForce GPU. Kami terus merasakan keuntungan dari penjualan GeForce Seri RTXTM 30, dan kami rasa ini berasal dari penambang crypto, walau jumlah nyatanya tidak kami ketahui.”

Dalam jangka panjang, perusahaan menandakan permintaan ini juga akan berfluktuasi bergantung pada pasar crypto, terutama akibat Ethereum 2.0.

Ethereum 2.0 Diprediksi Merubah Kondisi Permintaan

Nvidia sendiri menyatakan beberapa hal yang berpotensi merubah kembali kondisi permintaan terhadap GPU yang dijual, termasuk Ethereum 2.0. Perusahaan menyatakan,

“Perimtaan dan penggunaan GPU kami untuk crypto telah berfluktuasi dan kemungkinan akan terus berubah. Fluktuasi ini dipengaruhi oleh perubahan dalam pasar crypto, dimana salah satunya adalah adanya Ethereum 2.0 yang dapat mengurangi permintaan terhadap GPU baru kami.”

Ditambah perusahaan menyatakan permintaan yang menurun terhadap GPU baru ini adalah akibat penjualan kembali GPU oleh pembeli awal atau resale.

Nvidia juga percaya bahwa dalam jangka panjang pendapatannya juga akan terus naik terutama menuju 2022 akibat penambang crypto.

Namun untuk saat ini nampaknya permintaan terhadap GPU baru akan mulai berkurang terutama dengan adanya Ethereum 2.0.

Menurut Nvidia hal ini disebabkan oleh Ethereum yang saat ini menggunakan sistem konsensus Proof of Work yang memakan daya perangkat keras tinggi.

Hal ini akan segera berubah dengan Ethereum 2.0 yang menggunakan Ethereum 2.0 yang memiliki sistem konsensus Proof of Stake dengan daya perangkat keras yang lebih rendah.

Pengaruh ini disebabkan data yang memperlihatkan banyaknya penambang Ethereum yang memberikan signifikansi terhadap pangsa pasar GPU Nvidia.

Beberapa pekan lalu, Nvidia juga mempublikasi pelarangannya terhadap pembelian GPU untuk penambang crypto, melihat permintaanya yang signifikan.

Menurut CFO Nvidia, para penambang tersebut menghasilkan sekitar $155 Miliar atau Rp2.218 Triliun untuk pendapatan perusahaan di April 2021.

Sehingga hal tersebut menjadi alasan pola pikir dan kemungkinan Ethereum 2.0 akan mengembalikan kondisi normal di pasar GPU mengingat besarnya Nvidia.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Naufal Muhammad

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.