Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 7 min read

Bitcoin kembali tertekan di akhir pekan hingga sempat menghapus seluruh kenaikan harga yang dicatat sejak awal 2025. Aset kripto terbesar ini turun di bawah level pembukaan tahunannya di sekitar US$93.500, sebelum mencoba pulih di tengah sentimen pasar yang masih berada pada zona ketakutan ekstrem.
Menurut data CoinMarketCap pada Senin (17/11/2025), Bitcoin terus melemah dari kisaran US$96.500 hingga menyentuh level terendah harian di sekitar US$92.900, sebelum kembali rebound ke kisaran US$94.900 saat artikel ini ditulis. Kondisi ini membuat Bitcoin semakin jauh dari rekor tertingginya di US$126.000 pada awal Oktober, atau terkoreksi sekitar 25 persen dari puncaknya.

Tekanan juga melanda aset kripto besar lainnya. Ether (ETH) turun sekitar 8 persen sejak awal tahun dan kini bergerak di kisaran US$3.100, sementara Solana (SOL) merosot lebih dari 28 persen dalam periode yang sama. Sebagian besar altcoin justru mengalami penurunan yang lebih tajam dibanding aset utama.
Koreksi ini terjadi meski Pemerintah Amerika Serikat telah membuka kembali operasional federalnya setelah penutupan selama 43 hari. Banyak pelaku pasar memperkirakan reopening tersebut akan mendorong perbaikan likuiditas, namun hingga kini dampaknya belum terlihat signifikan di pasar kripto.
Baca juga: Trump Teken RUU Akhiri Shutdown AS Terpanjang dalam Sejarah
Crypto Fear & Greed Index sempat jatuh ke level 10 dari 100, mencerminkan kondisi ketakutan ekstrem dan menjadi yang terendah sejak Februari. Skor tersebut perlahan naik ke level 14, namun masih menunjukkan lemahnya kepercayaan pelaku pasar.

Analisis on-chain juga memperlihatkan meningkatnya diskusi bernada negatif dari investor ritel, sebuah pola yang sering kali muncul sebelum potensi pembalikan arah, meskipun tidak dapat dijadikan acuan pasti.
Di awal tahun, ekspektasi terhadap pasar kripto sebenarnya cukup optimistis. Pelantikan Presiden AS Donald Trump pada 20 Januari memicu antisipasi positif, mengingat pemerintahannya dianggap sebagai pemerintahan paling pro-kripto sejauh ini. Regulasi yang lebih mendukung, meningkatnya adopsi Bitcoin oleh perusahaan besar, serta arus masuk stabil ke spot Bitcoin ETF sempat menjadi motor pertumbuhan.
Namun momentum tersebut terhenti oleh dua faktor utama. Pertama, perang tarif Trump ke berbagai negara yang menambah ketidakpastian global. Kedua, government shutdown selama hampir dua bulan yang menekan likuiditas dan memicu aksi jual pada aset berisiko. Kombinasi dua faktor ini kemudian menyebabkan beberapa kali koreksi dua digit pada harga Bitcoin sepanjang tahun.
Baca juga: Bitcoin Anjlok ke US$101.000 Jelang Voting Akhir Shutdown AS
Selain faktor makro, tekanan dari sisi penawaran juga meningkat. Aktivitas jual dari kelompok investor lama atau OG Bitcoiners turut menahan potensi kenaikan harga. Laporan Glassnode menyebutkan bahwa distribusi dari cohort investor lama adalah fenomena umum di fase akhir bull market, bukan sinyal kapitulasi besar-besaran dari whales.
Glassnode menjelaskan bahwa peningkatan distribusi ini lebih mencerminkan pola profit-taking menjelang akhir siklus, bukan tanda kepanikan pasar.
Dengan makin dominannya peran institusi, sejumlah analis mempertanyakan apakah siklus empat tahunan Bitcoin masih relevan. Meski demikian, Matt Hougan, Chief Investment Officer Bitwise, tetap optimistis bahwa 2026 akan menjadi tahun yang kuat bagi aset kripto terbesar ini.
Mengutip laporan Cointelegraph, Hougan menilai tesis “debasement trade” akan menjadi pendorong utama, seiring meningkatnya minat terhadap aset anti-inflasi. Di saat yang sama, pertumbuhan adopsi stablecoin, tokenisasi, dan proyek DeFi diyakini akan memperkuat pasar kripto secara keseluruhan.
“Saya rasa fundamental dasarnya sangat kuat. Saya yakin 2026 akan menjadi tahun yang baik,” ujar Hougan.
Baca juga: JPMorgan Prediksi Bitcoin Terbang ke US$170.000 di 2026
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.