
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 6 min read
Harga Bitcoin kembali menguat ke level US$109.600 di awal pekan ini, menyusul keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menunda rencana kenaikan tarif impor sebesar 50% terhadap produk dari Uni Eropa.
Berdasarkan data CoinMarketCap pada Senin (26/5/2025) pagi, Bitcoin tercatat mengalami kenaikan lebih dari 1% dalam 24 jam terakhir, naik dari posisi terendah harian di US$106.683 ke kisaran US$109.600. Hingga artikel ini ditulis, kapitalisasi pasar Bitcoin berada di angka US$2,17 triliun.
Kenaikan ini juga diikuti oleh pergerakan positif di sejumlah altcoin utama. Ether (ETH) kembali naik ke atas level US$2.560, sementara XRP, BNB, dan Solana (SOL) masing-masing mencatatkan penguatan antara 1% hingga 2%.
Baca juga: 7 Prediksi Harga Bitcoin 2025 dari Para Analis dan Tokoh Industri Kripto Dunia
Pemulihan harga ini terjadi setelah Trump menunda kebijakan tarif yang sempat ia ancam akan diterapkan per 1 Juni 2025. Keputusan itu diumumkan setelah ia melakukan diskusi dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, yang meminta tambahan waktu untuk menyelesaikan kesepakatan dagang antara kedua blok ekonomi besar tersebut.
Sebelumnya, Trump telah mengusulkan tarif sebesar 20% terhadap sebagian besar produk Uni Eropa pada April lalu, yang kemudian diturunkan menjadi 10% untuk membuka ruang dialog. Namun pada Jumat lalu, ia kembali mengancam akan menaikkan tarif menjadi 50% jika negosiasi tidak mencapai kemajuan, sebelum akhirnya merevisi tenggat waktu menjadi 9 Juli.
Situasi ini membuat pelaku pasar berada dalam posisi “wait and see”, di mana arah kebijakan perdagangan kembali menjadi sumber volatilitas di pasar keuangan global, termasuk pasar aset digital.
Sebelum ancaman tarif tersebut diumumkan lewat akun Truth Social pada 23 Mei 2025, harga Bitcoin sempat mencetak rekor tertinggi baru di atas US$111.000. Pasca postingannya, Bitcoin terkoreksi hampir 2% ke kisaran US$106.000 dalam kurun waktu beberapa jam.
Reli Bitcoin sendiri sempat tertunda pada April lalu, akibat pengumuman kerangka tarif impor dari dari pemerintah AS yang memicu aksi pengurangan posisi leverage di pasar. Namun sejak pertengahan Mei, tren positif mulai terbentuk kembali. Hal ini didorong oleh keputusan Federal Reserve AS untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 4,25%–4,5% setidaknya hingga bulan depan.
Dalam kondisi ekonomi makro yang penuh ketidakpastian, investor institusional semakin menjadikan Bitcoin sebagai alternatif lindung nilai terhadap inflasi, peran yang sebelumnya didominasi oleh emas. Arus masuk modal yang stabil dari institusi keuangan global, termasuk melalui produk ETF berbasis Bitcoin spot, menjadi pendorong utama reli terbaru ini.
Kini, para analis menilai bahwa kondisi pasar saat ini memiliki fondasi yang lebih kuat dibanding siklus sebelumnya.
“Latar belakang pasar secara umum masih berpihak pada arah bullish,” tulis QCP Capital dalam laporannya. “Iklim regulasi AS yang makin bersahabat serta aliran dana institusional yang terus masuk, baik lewat ETF maupun pembelian langsung, telah menciptakan permintaan struktural yang kuat.”
Baca juga: Bitcoin Pecah Rekor di US$110.000, Tertinggi dalam Sejarah
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.