
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 7 min read
Harga Bitcoin (BTC) kembali menembus level psikologis US$107.000 pada Kamis (26/6/2025), seiring dengan pulihnya sentimen risiko pasar global setelah meredanya ketegangan konflik antara Israel dan Iran.
Berdasarkan data TradingView, Bitcoin tercatat naik sekitar 1% ke level US$107.921 setelah sempat menyentuh puncak harian di US$108.300. Kenaikan harga tersebut turut didorong oleh lonjakan volume perdagangan harian sebesar 6%, mencapai US$51,92 miliar. Saat ini, kapitalisasi pasar Bitcoin berada di sekitar US$2,14 triliun.
Aset kripto lainnya juga menunjukkan performa positif, meskipun dengan kenaikan yang lebih moderat. Ether (ETH) naik 1% ke level US$2.481, sementara XRP, BNB, dan Solana masing-masing menguat kurang dari 1%. Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto global kini berada di angka US$3,31 triliun.
Indeks Fear & Greed kripto, yang mengukur sentimen pasar, mencatat skor 74 dari 100 yang berarti Greed atau Kerakusan. Ini mengindikasikan bahwa investor percaya diri untuk membeli aset kripto di kondisi saat ini.
Baca juga: Bitcoin Dominasi Sepertiga Portofolio Kripto Investor di 2025
Kenaikan pasar kripto mencerminkan perubahan tajam dalam sentimen risiko global yang terjadi selama sepekan terakhir. Ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran sempat memicu aksi jual tajam di berbagai aset, menyusul saling serang rudal dan laporan serangan udara Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran.
Namun, eskalasi tersebut tidak berujung pada kepanikan pasar. Sebaliknya, berita mengenai potensi gencatan senjata memicu aksi beli di pasar aset berisiko.
“Dentuman genderang perang mereda, nafsu risiko kembali bergelora,” tulis QCP Capital dalam laporan pasar pada 25 Juni.
Menurut mereka, pelaku pasar tampaknya sudah mengantisipasi adanya resolusi atau memilih untuk berhenti menunggu ketidakpastian. Hasilnya adalah pergeseran drastis dari aksi lindung nilai ke strategi ‘risk-on’.
Khusus untuk Bitcoin, kenaikan di atas US$107.000 menandakan tidak hanya kelegaan pasar, tetapi juga munculnya kembali momentum jangka pendek. Meski begitu, pelaku pasar tetap mewaspadai dua hal utama, termasuk data ekonomi makro AS dan potensi konflik geopolitik lanjutan.
“Pekan ini penuh dengan pergerakan ekstrem. Bitcoin sempat turun di bawah US$100.000 saat konflik Timur Tengah memuncak. Namun, kabar gencatan senjata membuat harga segera pulih, bahkan mendekati level tertinggi sepanjang masa,” ujar Gracie Lin, CEO OKX Singapore, seperti yang dikutip dari CoinDesk.
Menurut Lin, perhatian investor kini beralih ke rilis data ekonomi AS seperti pertumbuhan PDB dan klaim pengangguran yang dijadwalkan pekan ini.
“PMI memang cukup stabil, namun sektor properti masih menunjukkan kelemahan. Jika data ekonomi yang keluar lebih lemah dari ekspektasi, Bitcoin berpotensi menguat karena dilihat sebagai alternatif dari aset tradisional,” jelasnya.
Selain itu, pasar juga bersiap menghadapi jatuh tempo kontrak derivatif Bitcoin pada 27 Juni, mencakup kontrak futures dan options, yang bisa memicu lonjakan volatilitas dalam jangka pendek.
Di luar dinamika jangka pendek, QCP Capital menyoroti tren struktural yang terus membentuk posisi Bitcoin sebagai aset makro. Aksi beli institusional serta kemajuan regulasi dapat memperkuat narasi akumulasi jangka panjang.
“Jika tren ini berlanjut, Bitcoin tak hanya menjadi saingan emas sebagai lindung nilai, tetapi juga bisa mengejar total kapitalisasi pasar emas,” tulis QCP.
Namun, QCP juga menekankan bahwa risiko geopolitik tetap menjadi faktor yang tak bisa diabaikan. Meskipun pasar tampak tenang pasca serangan lanjutan Israel, perhatian kini mengarah ke potensi ketegangan antara NATO dan Rusia. Negara-negara Barat dilaporkan mulai menaikkan anggaran pertahanan, dan Donald Trump dijadwalkan hadir dalam KTT NATO mendatang.
Baca juga: Whale Bitcoin Untung Rp475 Miliar Setelah Simpan BTC 11 Tahun
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.