
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Altcoins · 6 min read
Arthur Hayes, Co-Founder dan mantan CEO BitMEX, baru-baru ini menyatakan keyakinannya bahwa harga Ethereum (ETH) berpotensi menembus level US$5.000 sebelum akhir 2025. Kenaikan ini setara dengan hampir dua kali lipat dari harga ETH saat ini.
Melansir laporan Decrypt pada Jumat (30/5/2025), Hayes memproyeksikan bahwa ETH bisa naik ke kisaran US$4.000 hingga US$5.000 tahun ini. Ia menyebut bahwa Ethereum saat ini merupakan “aset layer-1 paling dibenci,” dan dalam siklus pasar yang berbalik arah, justru aset seperti inilah yang sering kali mencatatkan performa terbaik.
Pandangan bullish dari Hayes bukan satu-satunya. Geoffrey Kendrick, Head of Digital Assets di Standard Chartered, juga memproyeksikan harga Ethereum bisa mencapai US$4.000 pada 2025, dan bahkan menembus US$7.500 pada 2029.
Jika ETH mencapai target jangka pendek US$4.000, ini berarti kenaikan sekitar 53% dari harga saat ini di kisaran US$2.600. Sementara untuk mencetak rekor tertinggi baru sebesar US$4.891 yang tercatat pada November 2021, Ethereum perlu naik hingga 88%.
Baca juga: 3 Katalis yang Bisa Dorong Ethereum ke ATH Baru di 2025!
Pernyataan Hayes muncul di tengah periode performa harga Ethereum yang cenderung tertinggal dibandingkan dengan rival seperti Bitcoin dan Solana. Meski begitu, data pasar menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Dalam satu bulan terakhir, ETH telah melonjak lebih dari 45% hingga ke level tertinggi bulanan di US$2.700.
Menurut laporan dari Bernstein, salah satu faktor pendorong reli ETH belakangan ini adalah meningkatnya minat terhadap stablecoin dan jaringan blockchain yang menopangnya. Ethereum saat ini menjadi platform utama dengan menguasai 51% dari total pasokan stablecoin yang beredar di pasar kripto.
Di samping itu, pertumbuhan jaringan layer-2 berbasis Ethereum juga dinilai signifikan. Akuisisi WonderFi oleh Robinhood menjadi sinyal bahwa perusahaan-perusahaan besar mulai mengeksplorasi tokenisasi asetmelalui blockchain privat berbasis layer-2 Ethereum.
Model ini tak hanya memperluas utilitas jaringan, tetapi juga meningkatkan permintaan terhadap ETH sebagai mata uang dasar untuk membayar gas fee dalam transaksi di layer-2.
Selain faktor eksternal, sentimen positif terhadap ETH juga didukung oleh keberhasilan peluncuran upgrade teknis Pectra pada awal Mei lalu. Pembaruan ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan skalabilitas jaringan, serta mengurangi biaya transaksi, memperkuat daya saing Ethereum di tengah ketatnya kompetisi antar ekosistem blockchain.
Baca juga: Upgrade Pectra Resmi Aktif di Ethereum, Intip Dampaknya!
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.