Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Staking · 7 min read
Ethereum restaking merujuk pada penggunaan kembali ETH yang di-staking untuk mendapatkan imbal hasil dari protokol lain melalui staking. Token yang di-restake ini kemudian dapat membantu mengamankan dan memvalidasi protokol lain.
Pada dasarnya, restaking memungkinkan pengguna untuk men-staking ETH yang sama di jaringan Ethereum dan protokol lain secara bersamaan. Hal ini mengamankan semua jaringan tersebut secara simultan.
Dengan memanfaatkan validator dan token yang di-staking pada Ethereum, protokol yang memanfaatkan restaking dapat memanfaatkan keamanan dan sistem kepercayaan yang kokoh dari Ethereum. Hal ini mengurangi risiko serangan atau kegagalan bagi protokol ini.
EigenLayer adalah platform Ethereum restaking terbesar yang diluncurkan ke mainnet pada Juni 2023. EigenLayer memiliki total nilai terkunci (TVL) sebesar US$15,2 miliar, sekaligus menjadi platform DeFi terbesar kedua setelah Lido.
Dengan adanya liquid staking derivatives (LSD), muncul sektor baru yakni Ethereum liquid restaking token atau disingkat LRT. LRT ini membuka sub-sektor turunan yakni dApps yang menggunakan LRT sebagai produk yang disebut sebagai LRT finance (LRTfi).
CoinGecko telah menambahkan kategori baru yakni token governance LRTfi yang mencakup kumpulan token hak tata kelola dari platform LRT finance. Tercatat per artikel ini ditulis (20/5/24), kapitalisasi pasar pada kategori ini adalah US$1,18 miliar.
Pendle Finance (PENDLE) tercatat sebagai platform LRTfi terbesar secara kapitalisasi pasar dengan US$788 juta, 67% dari kapitalisasi pasar kategori ini.
Ethereum Restaking dapat dikategorikan menjadi dua jenis yakni native restaking dan liquid restaking. Kebanyakan orang mungkin akan menggunakan liquid restaking, karena native restaking membutuhkan keahlian untuk menjalankan validator sendiri.
Pengguna yang mahir dan memiliki keahlian dalam menjalankan validator sendiri dapat menggunakan native restaking. Validator yang berpartisipasi dalam native restaking harus mengadopsi software node tambahan yang spesifik untuk jaringan atau layanan restaking, memungkinkan mereka untuk menawarkan aset yang di-stake dengan aman dalam ekosistem restaking.
EigenLayer adalah contoh protokol yang menyediakan layanan native restaking bagi pengguna individual dan institusi.
Jenis restaking ini menggunakan liquid staking tokens (LST) seperti contoh Lido stETH. Pengguna cukup menyetor LST mereka ke dalam platform liquid restaking seperti Puffer, Ether.Fi, dan Renzo, yang menangani kompleksitas pengaturan dan pengelolaan layanan.
Platform liquid restaking ini menyediakan pengguna dengan liquid restaking tokens (LRT) yang dapat mengakumulasi imbal hasil dan diperdagangkan untuk mendapatkan yield tambahan.
Dalam native dan liquid restaking, inti idenya adalah memaksimalkan penggunaan aset yang dipertaruhkan dengan mengamankan beberapa protokol secara bersamaan.
Native restaking memerlukan pengoperasian node validator dan menjalankan software tambahan, sementara liquid restaking memanfaatkan LST untuk menyediakan cara yang lebih fleksibel dan dapat diakses bagi pengguna untuk berpartisipasi dalam restaking.
Liquid restaking melibatkan penggunaan LST, yang mewakili aset yang di-staking dan dapat lebih lanjut digunakan dalam protokol restaking. Berikut cara kerja liquid restaking:
Restaking menawarkan beberapa manfaat bagi validator dan ekosistem blockchain secara lebih luas:
Restaking terbilang kontroversial karena mirip dengan investasi ber-leverage. Beberapa berpendapat bahwa bahaya yang mungkin ditimbulkan adalah keinginan akan pendapatan aktual. Masalah ini pernah membuat ekosistem Terra Luna hancur pada 2022.
Meskipun restaking menawarkan banyak keuntungan, restaking juga menghadirkan beberapa risiko dan tantangan:
Restaking mengatasi keterbatasan utama dalam model staking tradisional. Inovasi ini memperluas potensi yield bagi validator dan juga meningkatkan keamanan jaringan dengan mengagregasikan sumber daya dan membagikannya di berbagai platform.
Seiring perkembangan restaking, kemungkinan besar teknologi ini akan memainkan peran penting dalam masa depan keamanan blockchain dan DeFi, meskipun terdapat risiko dan tantangan yang melekat.
Validator, developer, dan investor harus melakukan uji yang menyeluruh sebelum berpartisipasi dalam protokol restaking untuk mengelola risiko ini secara efektif.
Baca juga: Liquid Staking, Tren Kripto Terbaru di 2023!
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.