Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Altcoin · 6 min read
Salah satu kategori crypto yang masih bergerak naik walau dalam bear market adalah token berbasis exchange atau bursa.
Salah satu yang mengalami ketertarikan tinggi dalam kategori ini adalah Cronos (CRO) yang merupakan koin dari Bursa Crypto.com.
Hal ini disebabkan Crypto.com merupakan salah satu bursa yang aktif di berbagai ranah, mulai dari menjadi sponsor di acara olahraga, hingga membangun blockchainnya sendiri.
Banyak yang tertarik dengan koin tersebut karena dianggap akan memiliki masa depan seperti Binance Coin (BNB).
Tapi sebelum kalian tertarik membeli, yuk simak artikel ini agar paham apa sebenarnya koin CRO dari Crypto.com.
Crypto,com merupakan sebuah bursa atau platform perdagangan crypto yang didirikan pada Juni 2016.
Dengan tujuan untuk mempermudah transaksi bagi semua investor crypto serta membuat adopsi crypto semakin luas, bursa ini berhasil menggalang dana hingga Jutaan Dolar Amerika dan membuat salah satu kesuksesan tercepat untuk bursa.
Saat ini bursanya telah berdiri kokoh di peringkat 15 diantara bursa lain di seluruh dunia. Bursa ini memberikan jasa perdagangan spot dan derivatif seperti futures dan kedua volume transaksi jasanya berada di peringkat 15 dibanding bursa lain di dunia.
Crypto.com sendiri dibangun awalnya dengan nama “Monaco Technologies GmbH” oleh Kris Marszalek, Rafael Melo, Gary Or dan Bobby Bao.
Kris Marszalek, memiliki reputasi yang tinggi sebagai pemimpin perusahaan. Ia sebelumnya telah mendirikan tiga perusahaan sebelum Crypto.com.
Perusahaan ini bisa dikatakan sukses, namun tidak bergerak dalam bidang crypto. Tiga perusahaannya bergerak di bidang manufaktur dan rancangan produk elektronik untuk konsumen, aplikasi pelacak lokasi, dan platform aplikasi perdagangan barang ritel.
Rafael Melo memiliki pengalaman yang tinggi di bidang keuangan. Selama 15 Tahun, ia bekerja di beberapa perusahaan besar di Asia.
Gary Or adalah seorang developer perangkat lunak dengan pengalaman selama sembilan tahun di bidangnya.
Terakhir, Bobby Bao juga memiliki pengalaman tinggi di bidang keuangan, terutama di perbankan investasi.
Tim Crypto.com sendiri saat ini telah tersebar luas bahkan telah mencapai 4.000 individu dari sebelumnya hanya empat orang tersebut.
Dengan tim ini, keempat pendiri tersebut ingin membuat sebuah bursa yang inklusif dengan tidak hanya membuat sebuah platform perdagangan namun ekosistem crypto.
Hasilnya, Crypto.com melakukan transisi di Tahun 2018 dan berubah menjadi Cronos dengan mulainya perancangan Blockchain Cronos, blockchain resmi dari Crypto.com.
Tidak hanya itu, saat ini Crypto.com juga memiliki perusahaan investasi modal ventura serta inkubator dengan dana investasi sebesar $200 Juta yang tersebar di beberapa perusahaan crypto.
Dalam ekosistemnya, Blockchain Crypto.com yaitu Cronos, memiliki koin sendiri bernama CRO. CRO mulai diperdagangkan setelah ICO atau Initial Coin Offering di akhir Tahun 2018.
Kedepannya Cronos ingin menjadi wadah tidak hanya untuk transaksi CRO namun juga untuk developer membangun aplikasi terdesentralisasi di dalamnya.
Cronos merupakan sebuah blockchain yang masuk ke dalam kategori Blockchain generasi ketiga. Hal ini disebabkan awal mula pendiriannya dan beberapa fitur yang ia miliki.
Blockchain ini dirancang pada Tahun 2018 namun jaringan utamanya meluncur secara resmi untuk digunakan pada akhir Tahun 2021.
Cronos dibentuk melalui teknologi dasar Blockchain Cosmos (ATOM) lebih tepatnya dalam jaringan Inter Blockchain Communication atau IBC yang jadi wadah untuk beberapa blockchain baru bergerak.
Jadi semua yang dibangun dalam Blockchain Cosmos dibangun dengan Software Development Kit atau alat perangkat blockchain dari Cosmos.
Blockchainnya dibangun dengan mekanisme konsensus Proof of Authority atau PoA, sebuah mekanisme yang dibuat terkenal oleh VeChain (VET).
Sayangnya karena menggunakan mekanisme Proof of Authority, Cronos bergerak dengan sistem semi desentralisasi yang berarti Crypto.com memegang sebagian besar kendali.
Hal ini wajar karena kegunaan utama blockchainnya adalah untuk bursanya, jadi jika terjadi kerusakan, tim bisa langsung intervensi dengan suara terbanyak untuk membenarkan kerusakan tersebut.
Sistem semi desentralisasi ini juga memberi manfaat kepada kecepatan konsensus atau kecepatan blockchain.
Sebab, kesepakatan dalam block tidak memerlukan banyak node atau individu karena sebagian besar kesepakatan diambil alih Crypto.com.
Blockchain Cronos yang berdiri dengan ekosistem Cosmos juga membuat Cronos masuk ke jalur IBC. Sehingga ia bisa berkomunikasi dengan blockchain lain dengan cepat.
Walau baru berdiri di akhir Tahun 2021, Cronos telah berhasil mengalami peningkatan drastis dalam Total Value Locked (TVL) atau jumlah crypto yang terkunci di blockchainnya.
Kurang dari tiga bulan setelah peluncurannya, terdapat sekitar $2 Miliar yang terkunci di dalam jaringannya.
Sekitar $100 Juta dari dana ini diberikan oleh Ethereum karena Ethereum akan memiliki jalur ikatan dengan Cronos.
Selain itu, sebelum menjadi blockchain sendiri, smart contract untuk koin CRO dibentuk pada Blockchain Ethereum. Jadi terdapat ikatan antara keduanya.
Tujuan dari dana tersebut adalah memberi insentif untuk proyek baru dibangun dan didanai dalam ekosistem Cronos.
Secara keseluruhan, jaringan Cronos merupakan salah satu jaringan yang bisa diandalkan, bahkan dapat bersaing dengan salah satu blockchain bursa ternama yaitu Binance Smart Chain.
Dari sisi kecepatan, karena mekanisme konsensus Proof of Authority, Cronos berhasil mencapai waktu penciptaan block sebesar 5 hingga 6 detik.
Apa bila diubah menjadi transaksi per detik, kecepatan Cronos mencapai sekitar 5.000 hingga 10.000 transaksi per detik.
Kecepatan tersebut membuat Cronos dapat bersaing dengan blockchain generasi ketiga yang ada terlebih dahulu yang memiliki rata-rata kecepatan sekitar 1.000 hingga 5.000 transaksi per detik.
Keunggulan lain dari Cronos adalah kemampuannya untuk tersambung dan berkomunikasi dengan blockchain lain.
Kemampuan ini adalah suatu hal yang wajib untuk blockchain generasi ketiga karena kemampuan ini akan mempermudah perpindahan token atau koin dari satu blockchain ke blockchain lain tanpa perlu mekanisme wrapped.
Kemampuan ini umumnya disebut interoperabilitas, dimana dua blockchain yang tidak terhubung bisa tersambung dan memindahkan token dan koin antar satu sama lain.
Cronos memiliki kemampuan ini karena bergerak dengan IBC yang diberikan oleh Cosmos. IBC mempermudah perpindahan token dari satu blockchain ke blockchain lain tanpa perlu mekanisme rumit.
Saat ini telah tersedia 56 Token yang bisa ditransaksikan dalam Cronos dan kedepannya jika semakin banyak blockchain yang terikat, maka jumlah tokennya akan bertambah.
Kemampuan terakhir adalah biaya transaksi dan kebutuhan energi yang rendah. Cronos mengaku membutuhkan energi 90% lebih rendah dari blockchain Proof of Work seperti Bitcoin.
Biaya transaksi atau gas fee untuk Blockchain Cronos berada pada $0.17 atau sekitar Rp2.500 per transaksi, angka yang kompetitif dengan blockchain generasi ketiga terutama blockchain bursa.
CRO menjadi alat transaksi untuk pembayaran biaya transaksi di blockchain Cronos. Tapi lebih dari itu, CRO juga digunakan sebagai alat investasi untuk beberapa investor crypto.
Sebelum membeli koin CRO, ada baiknya investor memahami bagaimana CRO bergerak dari sisi persediaannya.
CRO memiliki persediaan terbatas sejak Tahun 2021 yaitu pada 30,2 Miliar CRO setelah adanya burn atau penghilangan sekitar 70 Miliar CRO.
Mekanisme burn ini dilakukan saat peluncuran Blockchain Cronos untuk membuat koinnya tidak bisa ditambang layaknya koin Blockchain Proof of Work.
Jumlah CRO yang terbatas dapat membuat harganya meningkat jika permintaan terhadapnya meningkat.
Saat ini jumlah CRO yang beredar di pasar sudah mencapai sekitar 80% karena koin ini telah beredar sejak 2018.
Masa penguncian maksimalnya adalah lima tahun, yang berarti Tahun 2023, 100% dari koin CRO akan beredar di pasar.
Kemungkinan besar saat ini yang masih terkunci oleh tim dan beberapa investor awal adalah sekitar 20% sehingga manipulasi harga oleh pihak internal akan sangat sulit.
Jika melihat dari jumlah peredarannya, dapat dikatakan bahwa CRO tersebar relatif merata di pasar dan tidak ada whale besar yang bisa memanipulasi harga.
Kepemilikan terbesar CRO disimpan oleh dua wallet yang memiliki sekitar 3% ke atas yang kemungkinan dapat menggerakan pasar jika mereka menjual.
Tapi kemungkinan tersebut sangat kecil, terutama karena harga CRO saat ini sedang sangat rendah dalam kondisi bear market.
Secara keseluruhan, jika kedepannya Crypto.com terus tumbuh sebagai bursa besar, CRO menjadi salah satu crypto potensial dan bisa memiliki masa depan seperti BNB atau FTT.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.