Linkedin Share
twitter Share

Bitcoin · 6 min read

5 Kekeliruan Tentang Bitcoin dalam Sistem Keuangan Modern

Bersama pasar crypto, Bitcoin telah menunjukkan bahwa sistem keuangan masih memiliki beberapa cara untuk terus maju. Namun layaknya sebuah hal yang baru, mayoritas individu pasti akan memiliki kekeliruan terhadap Bitcoin baik itu sistem, kegunaan dan lain sebagainya. Kekeliruan ini umumnya terjadi pada masyarakat awam yang baru mengenai Bitcoin.

Seringkali kekeliruan Bitcoin disebabkan oleh dua hal yakni kekeliruan yang muncul pada umumnya terbagi menjadi dua hal adanya persepsi skeptis atau ketidakpercayaan dan yang kedua adalah akibat kurangnya edukasi.

Berikut adalah kekeliruan Bitcoin yang perlu kamu ketahui.

Bitcoin Spekulatif

Banyak individu awam yang mengira bahwa Bitcoin adalah sebuah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan spekulatif. Walau tidak sepenuhnya salah, Bitcoin sendiri diciptakan dengan niat sebagai alat transaksi yang memberikan kebebasan atau desentralisasi.

Bitcoin diciptakan dengan kiblat ekonomi klasik di mana semua hal bergerak atas invisible hands yang didasari hukum permintaan dan penawaran.
Namun sayangnya tafsir dari kiblat tersebut saat ini belum dapat membuahkan hasil seperti fungsi awalnya yaitu sebagai alat transaksi.

Hal tersebut disebabkan agar menjadi alat transaksi ada beberapa tahap yang harus dilalui. Saat ini Bitcoin sayangnya masih dilihat mayoritas individu sebagai alat spekulasi dan pelindung kekayaan.

Bitcoin Cerminan Gelembung Ekonomi

Kekeliruan paling umum pertama adalah Bitcoin dilihat sebagai bubble atau gelembung dalam perekonomian yang akan berujung pada depresiasi drastis setelah naik tinggi. Persepsi bahwa Bitcoin akan berujung mengalami bubble adalah persepsi yang kurang tepat satu persepsi.

Persepsi ini adalah Bitcoin merupakan aset keuangan seperti aset keuangan pada umumnya yang akan mengalami apresiasi dalam nilai. Jika mayoritas individu menyadari hal tersebut maka mereka tidak akan menyebut Bitcoin sebagai aset yang akan mengalami gelembung atau bubble.

Hal ini disebabkan jika individu melihat Bitcoin akan mengalami bubble akibat apresiasi, maka seluruh aset keuangan akan mengalami bubble. Namun dari sini dapat disadari bahwa ada dua kemungkinan yaitu aset tersebut akan berujung bubble atau akan terus naik dan diadopsi sebagai alat tukar, layaknya niat awal Bitcoin.

Volatilitas Terlalu Tinggi

Kekeliruan lain terhadap Bitcoin adalah volatilitasnya yang dinyatakan terlalu tinggi. Walau tidak sepenuhnya salah, persepsi ini muncul akibat masa awal Bitcoin dimana layaknya saham yang baru saja melakukan penawaran publik, pergerakannya sangat volatil atau sering disebut saham “gorengan”.

Persepsi ini yang terlihat masih kuat melekat pada Bitcoin akibat kebiasaan mayoritas individu memandang Bitcoin dan akibat juga Bitcoin yang masih tergolong baru. Namun, seiring berjalannya waktu, adopsi dan juga likuiditasnya terus meningkat dan akan terus meningkat.

Hasilnya dengan naiknya likuiditas dan adopsi Bitcoin, kapitalisasinya akan semakin naik. Dengan semakin tinggi kapitalisasinya, layaknya aset keuangan lain, maka volatilitasnya akan berkurang.

Sehingga persepsi ini sangat keliru akibat persepsi volatilitas yang tinggi tersebut hanya dapat divalidasi dengan sudut pandang yang kurang luas. Jika persepsi tersebut dipertahankan, dapat dikatakan bahwa seluruh aset keuangan memiliki volatilitas yang terlalu tinggi.

Biaya Transaksi Terlalu Tinggi

Salah satu kritik terbesar yang diutarakan kepada Bitcoin adalah biaya transaksinya yang dinilai terlalu tinggi oleh beberapa individu. Hal ini membuat persepsi bahwa Bitcoin tidak cocok sebagai alat tukar atau alat pembayaran.

Walau benar biaya transaksi akan naik akibat penambangan Bitcoin, lama-kelamaan biaya ini akan terus turun dalam jangka panjang. Hal ini akan terjadi seiring berjalannya adaptasi Bitcoin sebagai alat tukar, dan bukan hanya sebagai pelindung kekayaan atau aset spekulatif.

Hal ini disebabkan lama-kelamaan dengan naiknya adaptasi terhadap penggunaan Bitcoin, individu akan menggunakan jaringan yang lebih efisien. Mengikuti perkembangan dan teori permintaan dan penawaran, semakin banyak pertukaran yang terjadi, maka biayanya akan semakin turun.

Saat ini biayanya mahal akibat kebutuhan proses penambangan dan transaksinya yang belum umum. Tapi seiring berjalannya waktu dan naiknya kapitalisasi, layaknya emas pada masa gold standard, lama kelamaan biaya transaksinya akan turun bahkan berubah menjadi secarik kertas.

Forking dan Kompetisi

Kekeliruan terakhir yang paling sering dinyatakan adalah potensi dari forking dan juga adanya kompetisi yang dapat membuat Bitcoin jatuh bahkan hingga tidak bernilai. Persepsi ini masih salah akibat sedalam apa pun replika di buat, sejauh ini belum ada yang bisa mengalahkan sistem Bitcoin.

Salah satu pihak yang mencoba proses forking atau penduplikasian dari jaringan Bitcoin adalah Bitcoin Cash. Pada saat Bitcoin Cash diciptakan, banyak pihak yang mulai yakin bahwa Bitcoin akan jatuh akibat tergantikan oleh kompetisinya ini.

Namun kenyataannya saat ini Bitcoin Cash masih terus jatuh di bawah Bitcoin terutama dalam kapitalisasi pasar akibat perbedaan sistem walau ada niat untuk meniru. Persepsi yang salah ini umumnya datang dari pendukung altcoins yang berlebihan yang berharap bahwa Bitcoin akan jatuh.

Sehingga walau beberapa kekeliruan ini masih terus terjadi, kekeliruan ini juga perlu diketahui secara mendalam. Hal ini disebabkan kekeliruan tersebut juga dapat menjadi batu loncatan agar Bitcoin bisa terus maju dan mencapai tujuan awalnya atau hyperbitcoinization.

Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

Topik

author
Felita Setiawan

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.